5 Langkah Menyiapkan Startup Ala Fajrin Rasyid, Ex Bukalapak


Membangun startup di Indonesia menjadi harapan banyak anak muda kala kini. Melalui startup atau perusahaan rintisan banyak permasalahan dalam kehidupan dapat dipecahkan dan menjadi ekonomi triliunan Rupiah.

Perusahaan dengan nilai fantastis ini biasanya dimulai dari tim kecil berkisar dua hingga empat orang. Tim kecil ini yang menjadi penentu sebuah perusahaan gagal atau berhasil ke depannya. Membangun perusahaan dengan tim juga mengambarkan tidak ada satu individu yang bisa menyelesaikan seluruh permasalahan sendiri sekaligus.

Statistik mencatat saat ini 23% kegagalan perusahaan startup justru disebabkan pemilihan tim awal (co-founder) yang tidak tepat. Demikian juga sebaliknya, seluruh perusahaan startup besar yang ada di Indonesia dikala ini bermula dari sebuah tim yang solid.

Fajrin Rasyid, President of Bukalapak dan juga Co-Founder dari salah satu perusahaan rintisan marketplace terbesar di Indonesia dalam paparannya pada laman Medium com yang dikutip Selasa (10/7/2018) memberikan terdapat sejumlah prasyarat untuk memilih mitra co-founder:

1. Kompetensi
Sebelum menambah anggota tim, maka pastikan kompetisi yang dimiliki oleh co-founder sesuai dengan kebutuhan startup. Anggota tim pendiri harus saling melengkapi sebab sebagai pendiri tidak semua aspek mampu dilakukan sendiri. Entah itu bidang IT, keuangan, produk, pemasaran, content, legal, atau lainnya. Kompetenso yang sempurna akan menciptakan peluang keberhasilan lebih besar.

Apalagi dengan co-founder yang berbeda kompetensinya, pekerjaan yang sangat banyak tentu mampu segera diselesaikan dan tidak tumpang tindih kewenangan. Meski begitu, tentu saja mampu menentukan co-founder dari latar yang sama namun untuk itu harus dilakukan pembagian peran yang jelas dari awalnya.

2. Bersikap Profesional
Menemukan kesamaan visi antara sesama anggota team merupakan kunci kesuksesan. Maka calon co-founder paling ideal yaitu para sahabat yang sudah dikenal lama. Akan tetapi cara ini berisiko.

Memang betul bahwa selain kompetensi, hal utama yang juga perlu dilihat dalam mencari kawan pendiri startup adalah aksara. Maka ketika menentukan sobat dekat kita sudah mengenal karakternya. Namun, tantangan terbesarnya yakni memosisikan diri secara profesional. Jangan sampai kita memilih co-founder sebab karakternya saja, sedangkan kompetensinya bekerjsama biasa-biasa saja.

3. Hitam di Atas Putih
Tahun-tahun awal pendirian perusahaan rintisan ialah kurun yang krusial alasannya beragam tantangan harus dihadapi. Tim yang tidak kompak menciptakan perusahaan akan berakhir tragis. Apalagi dalam statistik, 90% perusahaan akan tutup dalam tahun pertamanya alasannya adalah banyaknya dilema yang harus dihadapi.

Maka pembagian kerja yang harus ditegaskan dari pertama. Tidak boleh karena sobat erat maka pekerjaan menjzdi tidak terstruktur.

4. Tim Kecil
Tidak ada jumlah niscaya berapa jumlah ideal tim awal membangun sebuah startup. Namun untuk perusahaan yang sangat baya diperlukan sekitar 2–4 orang. Hal ini alasannya untuk startup yang baru bangun, masalah yang dihadapi belum terlalu kompleks. Jumlah co-founder yang terlalu banyak akan menimbulkan startup tersebut semakin lamban alasannya hal-hal yang penting perlu diputuskan oleh banyak pihak, padahal kecepatan sangat penting bagi sebuah perusahaan startup.

5. Bersiap dengan kemungkinan terburuk
Dalam perusahaan teknologi, banyak kekayaan intelektual dan hak cipta yang terlibat seperti status kepemilikan source code, besaran investasi, sampai pembagian saham. Untuk menjaga keberlangsungan usaha, permasalahan legal seperti ini harus dibahas dan ditentukan jalan keluarnya dari awal. Termasuk perjanjian jeda waktu kemungkinan co-founder mendirikan usaha sejenis.

Keberhasilan membangun tim yaitu langkah awal kesuseksan membangun perusahaan.

Belum ada Komentar untuk "5 Langkah Menyiapkan Startup Ala Fajrin Rasyid, Ex Bukalapak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel